Jumat, 21 Desember 2012

ein Paar lange verlorene Liebe


Tiupan angin  berhembus lembut di pagi ini. Sesekali tiupan angin lembut membelai manja rambutnya. Hatiku sangat bahagia pagi ini. Sudah lama aku menunggu dirinya, semenjak berpisah dengan Tiyan gadis manis  dan lembut itu. Sambil mengendarai mobil X-Trailku aku melamun.
Saat SMP dulu, aku dan Tiyan sempat merajut kasih. Lalu setelah aku dan tiyan lulus SMP, hubungan kami terputus begitu saja. Kini dimasa kuliah, tiyan yang dulu teman SMP ku memilih Universitas yang sama denganku  dan memilih fakultas yang sama denganku yaitu FIS (Fakultas Ilmu Sosial).
Pertemuan pertama kami di kampus yang sama  membuat hatiku bergetar .Hatiku kembali merasakan cinta yang pernah singgah namun terbang entah kemana. Kini cinta itu bersemi kembali dan aku akan bersaha untuk mendapatkannya kembali.
Tersadar dari lamunanku, aku mencaci maki diri sendiri karena sempat sempatnya melamun saat mengendarai mobil. Untung saja tidak terjadi hal hal yang tidak aku inginkan, seperti menabrak motor, mobil bus, atau polisi yang sedang bertugas. Tujuan ku pagi ini adalah rumah tiyan gadis manis yang baik hati. Aku akan menjemputnya pagi ini untuk pergi kekampus bersama. Rumah ku dengan rumah tiyan tak begitu jauh.
Akhirnya akusampai juga di rumah Tiyan. Rumahnya terletak didaerah Sudirman. Rumah itu terletak didalam gang.  Ku parker sepeda motor ku didepan rumahnya. Rumahnya sederhana namun sejuk karena halamannya dipenuhi pepohonan yang membuatku betah berada dirumahnya. Pagar rumahnya terbuat dari besi yang kira kira tinggi pagar itu 1m yang berdiri mengelilingi rumah yang bertingkat itu yang temboknya dicat pencampuran warna kuning dan hijau yang membuat indah.
Aku mengucap salam dan tak lama tiyan keluar. Dia terlihat anggun menggenakan pakaian yang terlihat baru . dia mengenakan pakaian pink yang bertuliskan I will always love forefer. Dengan bawahan celana jins biru tua. Sepatu berwarna biru pink yang terlihat baru juga. Mungkin karena sudah dipersiapkan untuk kuliah awal.
Kami berdua pergi menuju kampus. Di kampus kami kuliah diruang berbeda dan berpisah untuk sementara. Kebetulan aku dan dia selesai kuliah pada jam yang sama, walaupun beda 30 menit dari aku. Setelah itu aku dan tiyan janjian untuk makan siang bersama dikantin. Setelah selesai makan siang aku pulang. Aku mengantar Tiyan pulang kerumahnya.
                    >>….<<<<
Setelah selesai aku menagntar Tiyan pulang aku segera pulang kerumah. Sesampai dirumah aku menuju kamarku melemparkan tas dimeja belajarku. Setelah itu aku merebahkan tubuhku di kasur dan tak lama aku tertidur.
Pada saat aku tertidur, suara handphone ku berbunyi. Aku langsung bangun mendengar handphone ku berbunyi. Kulihat di layar handphoneku. Rupanya telepon dari Tiyan yang segera ku angkat setelah aku mengetahui itu.
Riyan memintaku untuk menemaninya ke sebuah took buku menemaninya. Aku menyanggupinya karena tak mungkin bagiku untuk menolak permintaannya. Aku pun bangun dari tempat tidur untuk cuci muka,buang air dan merapikan diri. Saat aku sudah rapi terdengar suara adzan berkumandang waktunya magrib. Aku pun memutuskan untuk sholat magrib lalu ke rumah tiyan.
………
Tiba ku  dirumah tiyan.  Tiyan pun langsung keluar setelah mendengar salam dariku. Ternyata Tiyan sudah lama menungguku. Ketika kami hendak peri berangkat ku pun tak lupa untuk pamitan pada kedua orang tua tiyan. Orangtua Tiyan sudah lamakenal dengan ku dan untungnya mereka masih mengenalku,
Di toko buku tiyan membeli buku keperluaannya.  Setelah membelinya Tiyan mengajakku untuk pulang, namun kubilang padanya aku tak mau pulang dulu. Saat itu perutku lapar sekali karena belum sempat makan. Akhirnya aku dan Tiyan makan malam dulu sebelum pulang di rumah makan Padang. Dan saat makan malam dengannya aku bercerita tentang aku saat di SMA dan Tiyan pun begitu. Tak ada yang berubah dari dirinya setelah sekian lama tak bertemu. Dan inilah saat yang tepat untuk ku mengungkapkan isi hatiku yang telah lama ku pendam setelah pertemuan ku dengannya. Perasaan ku tak karuan tetapi saat ku mengungkapkan isi hatiku. Hatiku terasa amat lega. Dan tak ku sangka kalau Tiyan pun merasakan perasaan yang sama dengan ku. Malam ini terasa begitu indah. Tetapi sayang karena hari sudah malam, dan ku takut untuk mengajaknya pulang malam malam. Setelah selesai makan kami pun pulang.sebeluim pulang tiyan ingin membeli souvernir yang samaan dengan aku. Dan dia memilih gelang tangan yang bertuliskan ZATI yang artinya Zaky dan Tiyan. Sesudah membeli souvernir yang samaan.  Aku mengantar tiyan kembali ke rumahnya. Dengan perasaan kami berdua yang gembira.

Kami sampai pukul 21.00. Setelah itu kami duduk-duduk di bangku teras. Saat pukul 21.30 aku pamit pulang pada Tiyan. Seperti biasa, sebelum pulang aku pamitan dengan orang tua Tiyan.
Diperjalanan pulang aku sadar bahwa waktu mempunai rencana yang kita takkan tahu apa yang akan terjadi. Waktu telah menjadikan sesuatu yang tak mungkin menjadi munngkin. Begitu pun dengan keajaiban cinta yang tak pernah kita tahu apa yang akan terjadi senjutnya.

He

Tidak ada komentar:

Posting Komentar